Website Gunadarma

Jumat, 29 Oktober 2010


Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
  1. Pelapisan sosal
  1. Pengertian  : Menurut Pitririm A. Sorokin  pelapisan social adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yg tersusun secara bertingkat atau berbeda.
  1. Pelapisan Sosial termasuk ciri tetap kelompok Sosial
Pelapisan masyarakat dalam masyarakat primitive :
Ø  Berdasarkan umur
Ø  Berdasarkan Jenis Kelamin
Ø  Kelompok-kelompok suku
Ø  Pemimpin yg berpengaruh
Ø  Orang-orang yg diasingkan
Ø  Pembagian kerja
Ø  Perbedaan Struktur Ekonomi

C.     Terjadinya Pelapisan Sosial :
Ø  Terjadi dengan sendirinya : Dibentuk bukan atas dasar kesengajaan tetapi terjadi secara alamiah, sehingga bervariasi menurut tempat , waktu , dan kebudayaan.
Contohnya : karena usia tua, memiliki kepandaian, kerabat pemuka, mempunyai bakat seni, dan lain-lain.
Ø  Terjadi dengan sengaja : Untuk mengejar tujuan bersama.
Contohnya : Organisasi pemerintahan , Organisasi partai politik, Perusahaan besar, Perkumpulan Resmi, dan lain-lain.
D.    Pembedaan Sistem pelapisan menurut Sifatnya :
Ø  Sifat pelapisan tertutup
Ø  Sifat pelapisan terbuka
  1. Beberapa teori tentang pelapisan sosial :
·         Aristoteles : orang kaya, menengah, melarat
·         Vilfredo pareto : elite dan non-elite
·         Karl max : kelas yang mempunyai harta dan benda produksinya dan kelas yang tidak punya harta dan benda produksinya.

Ø  Tolak Ukuran golongan masyarakat  berdasarkan :
                 1. Kekayaan                                    3. Kehormatan          
                 2. Kekuasaan                                   4. Ilmu Pengetahuan


  1. Kesamaan Derajat
  1. Persamaan Hak : tercantum dalam Universal Declraration of Human Right    Persamaan Derajat di Indonesia : UUD ’45 pasal 27, 29 dan 31
Elite dan Massa
1) Elite
  1. Pengertian  :  sekelompok orang yang terkemuka di bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Ø  fungsi elite dalam memegang strategi
  Pembedaan elite pemegang strategi secara garis besar :
Ø  Elite politik
Ø  Elite ekonomi, militer, diplomatic, dan cendikiawan
Ø  Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka agama
2) Massa
  1. Pengertian :  suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan yang dalam beberapa hal menyerupai crowd.
Ø  Hal-hal penting dalam massa :
1. anggotanya  berasal dari semua lapisan
2. Massa adalah kelompok yang  anonym
3. Sedikit interaksi antar anggota
4. Very loosely organized
Ø  Masyarakat dan massa
    • massa adalah gambaran kosong dari masyarakat
Ø  Hakekat dan perilaku massa
    • Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan
    • Pada tindakan bersama
Ø  Peranan elite terhadap massa :
·         Pencerminan kehendak masyarakatnya
·         Memajukan kehidupan masyarakat

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
ü  Masa bayi                 : 0 – 1 tahun
ü  Masa anak                : 1 – 12 tahun
ü  Masa Puber              : 12 – 15 tahun
ü  Masa Pemuda          : 15 – 21 tahun
ü  Masa dewasa           : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
ü  Golongan anak        : 0 – 12 tahun
ü  Golongan remaja     : 13 – 18 tahun
ü  Golongan dewasa   : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, Usia 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi , dan Usia 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
  1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
  2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
  3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
  1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
  2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan  lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat digolongkan  dalam tiga sikap, yaitu :

ü  pertama jenis pemuda “pembangkit”.
 mereka adalah pengurai  atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung atau mengubah masyarakat dan kebudayaan.
ü  Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal.
Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan.
ü  Ketiga, pemuda radikal.
Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar